All PRIce is A NegOtiable

Bacaan:
1Tes. 4:1-8;
Mzm. 97:1-2b,5-6,10,11-12;
Mat. 25:1-13.

Renungan:
Menjelang akhir hidupNya, Yesus banyak bicara tentang akhir zaman dan pengadilan terakhir. Pertanyaan yang mengusik kita sepanjang zaman: Kapan kiamat? Itu pun sudah ditanyakan para murid kepada Yesus. Tetapi Yesus dan seluruh Kitab Suci tidak memberi indikasi kapan kiamat akan terjadi. Banyak orang sudah berusaha membuat perhitungan berdasarkan angka-angka yang ada, terutama dalam Kitab Wahyu. Ternyata semuanya meleset. Menurut Yesus, yang penting bukan tahu saatnya, melainkan sikap berjaga-jaga, siap segala waktu. Hal itu dijelaskanNya dengan perumpamaan sepuluh gadis.

Dalam pesta pernikahan biasanya ada gadis-gadis pengiring pengantin.
Ketika hari mulai gelap dan mempelai belum datang, mereka menyiapkan pelita. Akhirnya mempelai datang di tengah malam ketika banyak orang sudah tertidur. Mendengar teriakan: "Mempelai datang!" gadis-gadis mengambil pelita mereka dan menyalakannya. Lima pelita menyala dengan mantap. Lima pelita lainnya menyala sebentar lalu hampir padam karena tidak ada minyak. Mereka minta kepada kelima lainnya. Tapi minyak itu pas-pasan, tak bisa dibagi.
Mereka buru-buru pergi membeli. Tapi sementara itu mempelai datang, dan mereka yang siap, masuk ke dalam ruang perjamuan. "Berjaga-jagalah, kamu tidak tahu hari maupun saatnya." Berjaga-jaga dengan pelita menyala di tangan, lambing api kasih yang menyala di hati.

Minyak adalah lambang perbuatan-perbuatan baik. Tidak perlu menunggu hari kiamat. Kita masing-masing mengalami kiamat kecil saat malaikat maut datang menjemput untuk menghadap Tuhan, entah dalam keadaan sehat atau sakit, siang atau malam, tua atau muda... yang penting siap selalu!