All PRIce is A NegOtiable

Bacaan:
Im. 23:1,4-11,15-16,27,34b-37;
Mzm. 81:3-4,5-6ab,10-11ab;
Mat. 13:54-58

Renungan:
Mungkin kita pernah menjadi kurban diskriminasi, perendahan martabat kita karena asal usul kelahiran kita, karena pekerjaan sederhana orang tua kita, atau karena suku ras kita. Mungkin karena latar belakang kita, kita pernah tak dihargai, ditolak atau dianggap sepi saja.

Kita tidak sendirian mengalami penghakiman seperti ini. Yesus sudah terlebih dahulu menanggungnya. Karya-karya mukjizat, tindakan-tindakan belas kasih, ajaran-ajaran hidup penuh bijak dan mulia, yang mestinya membanggakan orang sekampung, yang harusnya menaikkan derajad dan martabat negerinya, malah menjadi bahan cemoohan yang rendah. Bukankah Ia anak tukang kayu... Bukankah Ia orang kampung sini, mana mungkin Ia bisa sedemikian, lihat saja keluarganya,  dari mana Ia dapatkan semuanya itu? Asal usul manusiawiNya membuat sang Mesias direndahkan.
Tangan Tuhan yang menyertai Dia tak mereka lihat dan karya-karya belas kasihNya tidak menghantar mereka kepada Allah tetapi kepada ketidakpercayaan dan acuh tak acuh.

Saudara-saudariku, berapa dari kita yang tak mau mendengarkan khotbah imam, karena menurut kita orangnya dan khotbahnya terlalu sederhana, tidak lucu, kurang sesuai kehendakku, tak memuaskan keinginanku, ganti mencari apakah khotbah itu dapat menuntunku kepada Tuhan... Berapa dari kita menjadi kecewa dan menolak Dia, karena Dia tampil tak sesuai keinginan pribadiku?