All PRIce is A NegOtiable

Bacaan:

• Kel. 24:3-8;
• Mzm. 50:1-2,5-6,14-15;
• Mat. 13:24-30

Renungan:
Beberapa kali dalam setahun, saya pergi ke desa-desa yang dijadikan lumbung padi. Hamparan sawah yang luas, tampak hijau ketika sedang musim tanam, dan tanaman-tanaman padi tumbuh subur. Ketika itu, ada banyak juga keong emas, dan ada rerumputan yang tumbuh di antara tanaman padi. Sering para petani panen keong emas untuk dijadikan pakan bebek atau dibuat sate keong. Beberapa waktu kemudian padi mulai menguning, dan tibalah musim panen. Dahulu, mereka membawa dengan gerobak sapi, onggokan-onggokan padi (yang masih menempel di jerami). Akibatnya, ada banyak sekali butir padi yang jatuh dan tercecer di jalan. Sekarang para petani menyewa mesin perontok padi, dan mesin itu langsung diantar di tempat. Dengan mesin itu, padi-padi itu segera setelah dipanen, dirontokkan di tengah sawah.
Ini memungkinkan hasilnya lebih banyak, karena padi-padi hasil panen bisa langsung dimasukkan ke dalam karung, dan sedikit sekali yang tercecer di perjalanan. Dengan sukacita mereka membawa pulang gabah kering untuk dikumpulkan ke dalam lumbung padi. Rumput-rumput dan jerami, dikumpulkan untuk kemudian dikeringkan dan dibakar.