Renungan Harian 18 Februari 2013
Bacaan:
Pernah, seorang "pelarian" dari Afrika datang ke rumahku. Terkejut, bingung, curiga aku terima dia masuk rumah. "Siapa Anda, dari mana? Bagaimana Anda mengenal saya dan tahu alamat saya?" Dari percakapan awal itu saya tahu, dia seorang Etiopia. Karena situasi politik negaranya ia berniat mencari suaka di manca negara. Ternyata kedatangannya ke tempatku direkomendasikan oleh seorang temanku di Etiopia. "Surat-surat Anda untuk masuk Indonesia lengkap?" Memang lengkap, tetapi dia hanya mengantongi visa kunjungan untuk dua minggu. Inginnya ke Australia, padahal dia tidak punya visa Australia. Aduh, Tuhan, apa yang harus saya perbuat.
Untuk sementara ia aku tampung di rumah. Dalam kecemasan, saya berdiskusi dengan istri. Dia mengingatkan saya akan salah satu kalimat dalam kisah penghakiman terakhir: ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan.
Aku pun merasa mantap untuk menerima dia dan membantu bagaimana harapannya bisa terlaksana. Dengan bantuan beberapa teman di Yogyakarta, di Kupang, di Jakarta, akhirnya orang asing ini bisa ditolong... Ia mendapatkan status pengungsi PBB dari perwakilan PBB di Jakarta dan akhirnya ia mendapat izin masuk dan tinggal di Kanada. Aku hanya bersyukur, diberi mata yang tajam untuk melihat Tuhan dalam diri seorang asing dan memberikan tumpangan kepadanya.
- Im. 19:1-2,11-18;
- Mzm. 19:8,9,10,15;
- Mat. 25:31-36
Pernah, seorang "pelarian" dari Afrika datang ke rumahku. Terkejut, bingung, curiga aku terima dia masuk rumah. "Siapa Anda, dari mana? Bagaimana Anda mengenal saya dan tahu alamat saya?" Dari percakapan awal itu saya tahu, dia seorang Etiopia. Karena situasi politik negaranya ia berniat mencari suaka di manca negara. Ternyata kedatangannya ke tempatku direkomendasikan oleh seorang temanku di Etiopia. "Surat-surat Anda untuk masuk Indonesia lengkap?" Memang lengkap, tetapi dia hanya mengantongi visa kunjungan untuk dua minggu. Inginnya ke Australia, padahal dia tidak punya visa Australia. Aduh, Tuhan, apa yang harus saya perbuat.
Untuk sementara ia aku tampung di rumah. Dalam kecemasan, saya berdiskusi dengan istri. Dia mengingatkan saya akan salah satu kalimat dalam kisah penghakiman terakhir: ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan.
Aku pun merasa mantap untuk menerima dia dan membantu bagaimana harapannya bisa terlaksana. Dengan bantuan beberapa teman di Yogyakarta, di Kupang, di Jakarta, akhirnya orang asing ini bisa ditolong... Ia mendapatkan status pengungsi PBB dari perwakilan PBB di Jakarta dan akhirnya ia mendapat izin masuk dan tinggal di Kanada. Aku hanya bersyukur, diberi mata yang tajam untuk melihat Tuhan dalam diri seorang asing dan memberikan tumpangan kepadanya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Articles
-
▼
2013
(157)
-
▼
February
(14)
- Renungan Harian 28 Februari 2013
- Renungan Harian 26 Februari 2013
- Renungan Harian 25 Februari 2013
- Renungan Harian 23 Februari 2013
- Renungan Harian 22 Februari 2013
- Renungan Harian 19 Februari 2013
- Renungan Harian 18 Februari 2013
- Renungan Harian 13 Februari 2013
- Renungan Harian 12 Februari 2013
- Renungan Harian 11 Februari 2013
- Renungan harian 8 Februari 2013
- Renungan harian 6 februari 2013
- Renungan Harian 4 Februari 2013
- Renungan Harian 1 Februari 2013
-
▼
February
(14)
OASE ROHANI
Silakan klik disini untuk download OASE Rohani hari ini. Merupakan hasil rekaman daripada renungan harian dari radio Cakrawala 98.3 FM tiap jam 5am.
Rekaman ini ditujukan bagi siapa saja yang ingin mendengar di lain waktu.
Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati.
Rekaman ini ditujukan bagi siapa saja yang ingin mendengar di lain waktu.
Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati.
Followers
Berikutnya...
* Kutipan Bacaan Harian
* iPhone Deuterokanonika
* Windows Mobile Deuterokanonika
* iPhone Deuterokanonika
* Windows Mobile Deuterokanonika
Views
About
Erick Stefanus Jahja
erickstefanus@gmail.com | |
+62 813 1818 0730 | |
+62 21 5144 777 9 |
0 Comments:
Post a Comment