Renungan Harian 19 Agustus 2009
- Hak. 9:6-15
- Mat. 20:1-16a
Renungan
Cak Durasim, kuli bangunan yang bekerja pada Tuan Dino, diupah Rp. 25.000/hari. Kerja sehari umumnya mulai jam 8.00, istirahat jam 12.00-13.00 dan selesai jam 16.00. Hari Rabu, Cak Amat disuruh bekerja dan diupah sama.
Pada Sabtu, Tuan Tino memanggil mereka, ini amplop untuk kamu, Durasin. Dan ini untuk Amat, " katanya. Setelah menerima amplop mereka berdua pulang. "Tuan, mengapa memberi orang itu upah yang sama besarnya dengan saya? Saya seharusnya menerima lebih, karena bekerja lebih lama dari si Amat," teriak Durasim, yang tiba-tiba menerobos ruang tamu.
"Apakah saya tidak adil? Saya mengupah kamu sesuai kesepakatan. Saya juga punya hak untuk memberikan milik saya. Mengapa kamu iri?" Jawab Tuan Tino.
Membandingkan kisah ini dengan perumpamaan Yesus, kita dihadapkan pada masalah solidaritas.
Durasim dan pekerja yang bekerja sejak pagi di kebun anggur tidak memiliki solidaritas, rasa 'senasib sepenanggungan', ketika berada dalam situasi yang sama-sama sulit.
Hilangnya solidaritas nampak dari ungkapan kasar: orang itu, Si Amat. Solidaritas hilang ketika kita diliputi oleh rasa dengki dan iri oleh sesama.
Articles
-
▼
2009
(124)
-
▼
August
(13)
- Renungan Harian 31 Agustus 2009
- Renungan Harian 26 Agustus 2009
- Renungan Harian 25 Agustus 2009
- Renungan Harian 24 Agustus 2009
- Renungan Harian 21 Agustus 2009
- Renungan Harian 19 Agustus 2009
- Renungan Harian 18 Agustus 2009
- Renungan Harian 12 Agustus 2009
- Renungan Harian 11 Agustus 2009
- Renungan Harian 10 Agustus 2009
- Renungan Harian 5 Agustus 2009
- Renungan Harian 4 Agustus 2009
- Renungan Harian 3 Agustus 2009
-
▼
August
(13)
OASE ROHANI
Rekaman ini ditujukan bagi siapa saja yang ingin mendengar di lain waktu.
Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati.
Followers
Berikutnya...
* iPhone Deuterokanonika
* Windows Mobile Deuterokanonika
Views
About
erickstefanus@gmail.com | |
+62 813 1818 0730 | |
+62 21 5144 777 9 |
0 Comments:
Post a Comment