All PRIce is A NegOtiable

• Sir. 66:10-14c;
• Mzm. 131:1,2,3;
• Mat. 18:1-5

Renungan:

Tidak jarang kita mendengarkan kata-kata orang dewasa kepada anak-anak dengan istilah ‘anak bawang', ‘anak sepenggal', ‘anak ingusan'. Ya, anak-anak itu tidak ‘dianggap', tidak ‘dihitung'. Di zaman Yesus pun anak-anak dianggap tidak punya hak apa-apa, sampai ia mencapai usia tertentu. Apa yang menjadi pandangan dunia, tidaklah sama dengan pandangan Allah. Yesus memutarbalikkan nilai-nilai dunia, kebiasaan-kebiasaan adat dan budaya yang diskriminatif, yang berlawanan dengan keadilan dan kebenaran. Dengan terang-terangan Yesus membela hak, nilai, harga anak-anak: merekalah yang empunya kerajaan surga, merekalah yang terbesar dalam kerajaan surga!

Dengan sebutan ‘anak kecil', Yesus memaksudkan bukan hanya anak kecil, tetapi juga orang miskin, janda, yatim piatu, yang sakit dan cacat, yang tanpa keadilan, yang ditindas, yang dianggap pendosa atau terkutuk. Yesus menghargai kesucian, ketulusan, kepolosan anak-anak; Yesus menghargai pertobatan para pendosa, dan iman besar orang-orang yang dianggap kecil oleh masyarakat umum.

Bagi para rasul, dan juga bagi kita, anak-anak dijadikan Yesus teladan dalam meniti kerajaan surga. Belajar percaya penuh, tulus dan kudus; tidak diskriminatif, tidak rasial, tidak arogan. Dan kita mampu, sesuai teladan St. Teresia Kecil, sang mawar kecil di taman dunia.