All PRIce is A NegOtiable

• Yer. 20:10-13
• Yoh. 10:31-42

Renungan

Yesus menderita sengsara dan mati di salib justru karena keyakinanNya bahwa Dialah Putera Allah. Keyakinan Yesus ini adalah aktualisasi keyakinan iman umat Yahudi dalam Perjanjian Lama. Keyakinan iman itu bagi umat sejamanNya sudah kabur bahkan menghilang. Celakanya, bila ada orang yang meyakini keputraan Allah, ia akan disingkirkan atau dibunuh, karena dianggap menghujat Allah.

Dengan menghilangnya kebenaran iman terhadap ‘keputraan Allah itu, banyak kepincangan dalam martabat luhur manusia. Inti keyakinan iman akan keputraan Allah, menunjukkan hubungan yang dekat antara Allah dan manusia. Hubungan yang dekat itu menunjuk pada berkat, karunia, perhatian, perlindungan, pengampunan, pertolongan untuk semua ciptaan. Tuhan yang dekat dan sebagai Bapa diproklamasikan oleh Yesus agar kebenaran iman menjadi penghayatan.

Tentu gambaran tentang Allah yang dekat ini berbeda dengan gambaran Allah yang jauh tidak ada hubungannya dengan manusia: Gambaran Allah yang jauh, mengakibatkan secara tidak disadari bahwa manusia banyak bergerak dalam dirinya sendiri, dengan demikian hidup kerohanian kurang mendapatkan tempat.

Pedoman hidupnya berupa peraturan-peraturan yang mati, orang mudah dibawa menuju kediktatoran. Paham seperti ini membawa orang dengan mudah menganggap dirinya yang paling benar dan yang lain sesat dan harus dimusnahkan. Itulah yang dialami oleh Yesus yang harus wafat di salib.