1Tim 1:1-2,12-14; Luk 6:39-42.
Mengalahkan ego pribadi terlebih dahulu untuk dapat menjadi pemimpin.
Kewajiban untuk membimbing dan menuntun umat harus dijiwai oleh semangat rendah hati agar menilai sesuatu tidak dibayangi oleh kesan pribadi atau sebuah prasangka melainkan benar-benar obyektif melihat masalah yang ada.
Hati-hati ketika mempersalahkan orang lain sebelum memeriksa kejujuran dan kejernihan motivasinya dalam menegur.
Mulut tidak boleh cepat memberikan komentar atau nasihat sebelum melihat masalah itu secara keseluruhan.
Rendah hati berarti orang bersedia mengakui kesalahannya sendiri dan atas kerendahan hati itu ia dapat memberikan nasihat kepada sesamanya.
Bacaan:
Injil: Luk 6:39-42: Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: “Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Kewajiban untuk membimbing dan menuntun umat harus dijiwai oleh semangat rendah hati agar menilai sesuatu tidak dibayangi oleh kesan pribadi atau sebuah prasangka melainkan benar-benar obyektif melihat masalah yang ada.
Hati-hati ketika mempersalahkan orang lain sebelum memeriksa kejujuran dan kejernihan motivasinya dalam menegur.
Mulut tidak boleh cepat memberikan komentar atau nasihat sebelum melihat masalah itu secara keseluruhan.
Rendah hati berarti orang bersedia mengakui kesalahannya sendiri dan atas kerendahan hati itu ia dapat memberikan nasihat kepada sesamanya.
Bacaan:
Injil: Luk 6:39-42: Yesus mengatakan pula suatu perumpamaan kepada mereka: “Dapatkah orang buta menuntun orang buta? Bukankah keduanya akan jatuh ke dalam lobang? Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya. Mengapakah engkau melihat selumbar di dalam mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Saudara, biarlah aku mengeluarkan selumbar yang ada di dalam matamu, padahal balok yang di dalam matamu tidak engkau lihat? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Articles
OASE ROHANI
Silakan klik disini untuk download OASE Rohani hari ini. Merupakan hasil rekaman daripada renungan harian dari radio Cakrawala 98.3 FM tiap jam 5am.
Rekaman ini ditujukan bagi siapa saja yang ingin mendengar di lain waktu.
Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati.
Rekaman ini ditujukan bagi siapa saja yang ingin mendengar di lain waktu.
Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati.
Followers
Berikutnya...
* Kutipan Bacaan Harian
* iPhone Deuterokanonika
* Windows Mobile Deuterokanonika
* iPhone Deuterokanonika
* Windows Mobile Deuterokanonika
Views
About
Erick Stefanus Jahja
erickstefanus@gmail.com | |
+62 813 1818 0730 | |
+62 21 5144 777 9 |
0 Comments:
Post a Comment